22 Juli 2013

Trombosis Vena



MAKALAH SISTEM KARDIOVASKULER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN  DENGAN TROMBOSIS VENA






OLEH :


·                SUSAN PATTINAMA                     (01.12.00812)



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
2013



A.    KONSEP DASAR PENYAKIT

1.      Pengertian
·         Trombosis Vena adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi/trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian (Doenges. 1993,138)
·         Trombosis vena adalah bekuan darah yang paling sering terjadi di dalam pembuluh darahvena betis,dan kendati dapat pula mengenai vena poplitea,vena femoralis,serta vena iliaka .

2.      Epidemiologi
Angka kematian dan kesakitan terbesar terjadi pada pasien bedah (30%-60%), dan pada pasien yang menerima terapi intravena, karena ini berhubungan dengan embolisasi pada thrombus ke paru-paru. Insiden dari embolisme pulmonary pada pasien dengan pembedahan dapat di perkirakan antara 7,3% -0 54 %, dengan perkiraan jumlah kematian 200.000 per tahun. ( Canaobi. 1990, 208).


3.      Etiologi
Penyebab thrombosis vena belum jelas, tetapi ada 3 faktor yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya :
·         Stasis vena
·         Cedera dinding pembuluh darah
·         Dan gangguan pembekuan darah.

4.      Patosfisiologi
Statis aliran darah vena terjadi bila aliran darah melambat,seperti pada gagal jantung dan syok,ketika vena berdilatasi sebagai akibat terapi obat dan bila kontraksi otot skeletal berkurang seperti pada istirahat yang lama,paralysis ekstremitas atau anastesi .
Tirah baring terbukti memperlambat aliran darah tungkai sebesar 50%.
Kerusakan lapisan intim pembuluh darah menciptakan tempat pembentukan bekuan darah. Trauma langsung pada pembuluh darah, seperti pada traktur atau dislokasi,penyakit vena dan iritasi bahan kimia terhadap vena, baik akibat obat atau larutan intravena, semuanya dapat merusak vena.
Kenaikan koagulabilitas terjadi paling pada pasien dengan penghentian obat anti- koagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia dapat menyebabkan hiperkoagulabilitas.
Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah. Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat stasis atau hiper kongulabilitas, tanpa disertai peradangan, maka proses ini dinamakan flebotrombosis. Thrombosis vena dapat terjadi pada semua vena, namun paling sering terjadi pada vena ekstremitas. Gangguan ini dapat menyerang baik vena superficial maupun vena dalam tungkai. Pada vena superficial, vena safena adalah yang paling sering terkena. Pada vena dalam tungkai, yang paling sering terkena adalahvena iliofemoral, poplitealb dan betis.
Thrombus vena tersusun atas agregat trombosit yang menempel pada dinding vena, di spanjang bangunan tambahan seperti ekor yang mengandung fibrin, sel darah putih dan sel darah merah. “ Ekor” dapat tumbuh membesar atau memanjang sesuai aliran darah akibat terbentuknya lapisan bekuan darah. Thrombosis vena dapat terus tumbuh ini sangat berbahaya karena sebagian bekuan dapat terlepas dan mengakibatkan oklusi emboli pada pembuluh darah paru.(Smeltzer &  Brenda. 2002,909)

Patofisiologi Pathway dan respon masalah keperawatan




5.      Komplikasi

6.    Gejala Klinik
Thrombosis vena memiliki gejala yang bervariasi,yaitu :
·         Vena dalam.
obstruksi vena dalam di tungkai menyebabkan edema dan pembekakan ektremitas karena aliran darah tersumbat tungkai yang terkena biasanya terasa lebih hangat dan vena superfisialnya lebih menonjol. Nyeri tekan biasanya terjadi kemudian adalah akibat dari inflamasi dinding vena dan dapat dideteksi dengan palpasi lembut pada tungkai. Tanda homan (nyeri pada betis ketika kaki di dorsofleksikan secara mendadak). Pada beberapa kasus emboli paru merupakan tanda pertama thrombosis vena dalam.
·         Vena superficial
Thrombosis vena superficial mengakibatkan nyeri atau nyeri tekan, kemerahan dan hangat pada daerah yang terkena.




7.    Pemeriksaan Diagnostik
a.       Hematokrit : Hemokonsentrasi (penigkatan Ht) potensial risiko pembentukan trombus.
b.      Pemeriksaan koagolasi : dapat menyatakan hiperkoagulasi.
c.       Pemerikasaan vaskuler noninvasive (oskilometri Doppler, toleransi latihan, pletismografi impendan, dan skan dupleks) : perubahan pada aliran darah dan identifikasi volume vena tersumbat, kerusakan vaskuler, dan kegagalan vaskuler.
d.      Tes Trendelenburg : dapat menunjukan tidak kompetennya pembuluh darah.
e.       Venografi : secara radiografi memastikan diagnose melalui perubahan aliran darah dan/atau ukuran saluran.
f.       MRI : dapat berguna mengkaji turbulen darah dan gerakan, kompetensi vena katup.

8.    Penatalaksanaan
a.       Penatalaksanaan umum.
Aktivitas fisik : istirahat total dengan elevasi ekstermitas yang terkena dampak yaitu : permukaan RA.
Lainnya : Hangat,panas lembab dan stoking elastic kostum pas ketika berjalan;                    
monitoring PTT dan atau PT sementara pasien menerima terapi antikoagulan.

b.      Terapi obat
1)                  Antikoagulan :
Heparin sodium, indikasi : awalnya diberikan IV untuk meningkatkan aktifikasi fibrinolitik dan bantuan di trombolisis.
Warfarin, indikasi : di berikan kemudian untuk menjaga protrombin menjadi dua   kali mengendalikan tingkat; biasanya selama 3 mo.
2)                  Fibrinolitik agent.
Streptokinase(streptase), indikasi : menghasilkan lisis bekuan total dan mengembalikan fungsi normal katup vena.
3)                  Antiplatelet agent : digunakan dalam  pencegahan thrombus
Antiplatelet agent (untuk mencegah pembentukan thrombus)
Dipyridamole (persantine)



c.                   Pembedahan
1)                  Jarang menunjukan
2)                  Teknik yang digunakan untuk tromboflebitis vena gangguan yang memerlukan ligasi-vena,vena lipatan,atau klipping.
3)                  Iliofemoral trombektoni-dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan thrombosis iliofemoral akut dan perkusi arteri berkompromi yang gagal respon terhadap terapi konvesional.
4)                  Prosedur untuk mencegah embolisasi distal :
Ekstravaskuler  vena kava gangguan-aplikasi dari klip partisi sekitar urat;digunakan profillaktit untuk pasien dengan resiko tinggi untuk embolisasi yang menjalani pembedahan perut untuk alasan lain.
Intracaval filter(mobin-uidden umbrella,kimray-greendfield filter) adalah perangkat gangguan dimasukan kedalam vena jugularis kananinternal dan maju ke vena kava melalui keteter,satu kali di tempat,perangkat memungkinkan  aliran vena kontinyu sementara filtering pembekuan,sehingga mencegah embolisasi lebih lanjut.
























B.  ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Pengkajian Keperawatan
Pengkajian
Observasi
Lower ektremitias ( vena dalam)
Betis nyeri dan nyeri tekan : tanda-tanda homaris atau ( nyeri betis pada darsifleksi kaki ), dilatasi vena superfisal : edema ekstremitas sekitas (30-50%)dari duis, nyeri dan nyeri tekanan lebih dari vena yang terlibat(mis.pangkal paha); peningkatan ukuran dibandingkan dengan sisi yang tidak terkena.
Ektremitas atas ( vena superfisial)
Kemerahan, kehangatan dan kelembutan, lenih dari vena yang terkena, vena terlihat dan teraba.


2.      DIAGNOSE KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan
Data subjektif
Data objektif
Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan stasis vena dan kerapuhan pembuluh darah kecil
Keluhan ketidaknyamanan pembuluh darah ektremitas
Eritema, bengkak, edema drahinase, ulsarasi diektremitas.
Perubahan perfusi jaringan perifer b. d gangguan aliran vena 
Mengeluh sakit : perubahn kuit sakit, keram, nyeri
Perubahan warna kulit :sianosis, temperature hangat, bengkak, tanda-tanda humans : asimetri antara kaki
Potensial gangguan pertukaran berhubungan dengan embolisme pulmonary.
Melaporkan SOB:dispnea; nyeri dada atau bahu
Perubahan ketajaman mental(kegelisahan,kebigungan,megantuk kehilangan kesadaran sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak;batuk;batuk darah;diaphoresis takipnea;takikardia;arterial gas darah(penurunan PaO2,penurunan PcO2) sinar x dada;peningatan diagfragma,efesi pleura.


3.        RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan (goal,objective,
outcomes)
Intervensi keperawatan
Rasional
a.    Gangguan intregritas kulit b.d stasis vena dan kerapuhan pembuluh darah kecil.

Goal : Klien akan tidak akan mengalami jangguan integritas kulit selama dalam perawatan.
Objektif : Klien tidak akan mengalami stasis vena dan kerapuhan pembuluh darah kecil selam dalam perawatan.
Outcomes : Dalam waktu 2-8 jam perawatan : klien tidak akan mengeluh ketidaknyamanan pembuluh darah ektremitas, klien tidak akan mengalami eritema, bengkak, edema drainase, ulsarasi diektremitas.


1. Menilai integritas kulit akibat ektremitas yang trekena dampak sehari-hari dan mencatatperkembangan stasis ulser.
2. Angkat ektremitas yang terkena dampak di atas permukaan jantung seperti yang diperintahkan .
3. Menggunakan stoking kompresi gradient elastic.
4. Administer perawatan kulit setiap hari,untuk daerah yang terkena,gunakan sabun lembut,bilas dengan baik,kering lembut namun secara menyeluruh.
5. Hindari pijat kuat atau menggosok dari daerah memerah.
6. Jika ada ulserasi,melakukan pengobatan seperti ditujukan;membersihkan saline hangat.
7. Berikan antibiotic topical dan pakaian steril;gunakan bed cradle sesuai yang di perintahkan.
1.                  Pengembangan ulserasi mencerminkan statis vena dan transudasi cairan keruang interstisial.
2.                  Untuk menhindari hipertensi vena.
3.                  Untuk meminimalkan edema perifer yang diperlukan untuk penyembuhan luka
4.                  Untuk mencegah perkembangan ulserasi
5.                  memijat dapat mengakibatkan dislodgment gumpalan dan pulmonary embolism
6.                  untuk membatasi perluasan luka dan mencegah infeksi .membasahi garam hangat,meringankan ketidak nyamanan dan mengurangi ketidaknyamanan.
7.                  antibiotic topical  dan dressing mencegah dan/ atau mengontrol infeksi. Bed cradle meningkatkan tekanan dari tempat linens dan melindungi ekstremites yang terkena.
b.    Perubahan perfusi jaringan perifer b. d gangguan aliran vena. 

Goal : Klien akan mempertahankan perfusi jaringan perifer selama dalam perawatan.
Objektif : Klien tidak akan mengalami gangguan aliran vena selama dalam perawatan.
Outcomes : Dalam waktu 1x 24 jam perawatan : klien tidak akan, mengalami gangguan aliran vena, tidak akan mengeluh sakit : perubahn kulit sakit, keram, nyeri, klien tidak akan mengalami perubahan warna kulit : Sianosis, temperature hangat, bengkak, tanda-tanda humans : asimetri antara kaki.

1.    menilai sirkulasi  ekstermitas yang terkena,mencatat perubahan pada lingkar kaki;mengukur dan mencatat ukuran extermitas yang terkena dampak setiap hari.
2.    Mempertahankan pada tirah baring selam fase akut jika ada thrombosis.
3.    Tinggikan  anggota badan yang terkena diatas permukaan dari jantung kecuali kalau konttraindikasi.
4.      Hindari penggunaan gatch lutut atau bantal di belakang lutut:  anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki dan untuk menghindarkan kaus kaki elastic diatas lutut.
5.      Memberikan pengobatan sesuai yang di perintahkan : antikoagulan dan agen fibrinolitik.
6.    Instruksikan pasien untuk berhenti merokok.
7.      Monitor hasil laboratorium: Warfarin- protrombin.
Heparin- tromboplastin.
8.    Memulai program latihan progresif seperti yang diperintahkan;jangan menggantung kaki, menerapkan stoking dukungan sebelum berjalan; menghindari berdiri dalam waktu yang lama dan posisi alternative dengan berdiri pada jari kaki kemudian tumit.

1.                 Untuk mengidentifikasi adanya DVT.
2.                 Untuk menghentikan proses trombotik dan mencegah embolisasi.
3.                 Untuk mengurangi  stasis vena dan memperbaiki aliran vena.
4.                 Aktivitas ini membatasi aliran darah vena oleh karena tekanan vena , yang mana menghasilkan gumpalan dan edema.
5.                 Antikoagulan memberikan pencegahan untuk memperkecil resiko dari embolisasi. Agent fibrinolitik membantu menghilangkan bekuan.
6.                 Tembakau menyebabkan vasokontriksi, yang mana menyebabkan gangguan pada sirkulasi peripheral
7.                 Untuk menurunkan resiko pendarahan  ketika mengkonsumsi antikoagulan.
8.                 aktivitas otot normal kembali memfasilitasi vena. Lama berdiri atau duduk mengurangi aliran vena yang menyebabkan peningkatan penyatuan vena.

c.       Potensial gangguan pertukaran
b.d embolisme pulmonary.

Goal : Klien akan bebas dari gangguan pertukaran selama dalam perawatan.
Objektif : Klien tidak akan mengalami emolisme pulmonary selama dalam perawatan.




Outcomes : Dalam waktu 3-8 jam perawatan klien akan bebas dari : embolisme paru, dispnea, nyeri dada atau bahu, perubahan ketajaman mental(kegelisahan,kebigungan,megantuk kehilangan kesadaran sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak) ; batuk darah; diaphoresis takipnea; takikardia; arterial gas darah(penurunan PaO2,penurunan PcO2) sinar x dada; peningatan diagfragma,efesi pleura.

1.      Mengkaji tanda- tanda gangguan pertukaran gas.
2.      Auskultasi bunyi jantung q 8 h atau sesuai indikasi.
3.      Memberikan antikoagulan sesuai yang di perintahkan.
4.      Mempertahankan pada tirah baring selama fase akut.



5.      Gunakan stoking elastic pendukung ketika berjalan atau duduk dalam periode waktu yang panjang.
1.                 Tanda awal dari embolisme sangat halus terdeteksi  kecuali kalau di evaluasi dengan hati- hati
2.                 Suara napas berkurang atau craklesdapat terdengar pada jantung yang terkena.
3.                 untuk menaikan trombolisis.
4.                 Untuk menghindari  bekuan  dari trombosis vena.

5.                 Untuk mempertahankan sirkulasi vena dan menghindari penyatuan vena.


4.    TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/ intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.

5.    EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.




6.    PENDIDIKAN PASIEN
Ø  Anjurkan pasien dan keluarga tentang sifat gangguan tersebut dan metode mencegah kekambuhan
Ø  Anjurkan  pasien agar mengindari pakian konstriktif dan persimpangan kaki saat duduk
Ø  Jelaskan maksud/ nilai waktu istrahat yang dengan kaki  terangkat
Ø  Jelaskan perlu untuk menurunkan berat badan jika pasien gemuk
Ø  anjurkan pasien untuk menghindari penggunaan kontrapsepsi oral
Ø  jelaskan perlunya program olahraga teratur atau sedang, perlu untuk menhindari duduk atau berdiri dalam waktu yang lama dan kebutuhan untuk menggunakan kaos kaki elastic saat berjalan
Ø  jelaskan pentingnya menhindari produk tembakau misalnya rokok dll
Ø  jelaskan terapi antikoagulasi menekanka sebagai berikut :
pentingnya mengikuti tes laboratorium yang di jadwalkan secara rutin : heparin prothomboplastin waktu (PTT). Warfarin –prothombin time (PT) untuk tanda-tanda overmedikasi : gusi berdarah. Mudah memar periode menstruasi yang berat. Perlu untuk menghindarai pengguanan aspirin, alcohol yang man bias mempengaruhi pengobatan
Ø  anjurkan pasien tentang perawatan kulit.











DAFTAR PUSTAKA

Cannobio, M. 1993. Cardiovascular Disolders. Mosby Year Book: St. Louis.

Smeltzer, S. C. & Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2, Edisi 8. EGC: Jakarta.

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi Vol.1. EGC: Jakarta.

Taylor, Cynthia M. 2003. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. EGC: Jakarta.

Doenges, Marlynn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar